Roda Berputar
Roda Berputar
Sejak kecil aku memang dilahirkan ditengah keluarga sederhana. Ayahku hanya seorang petani. Awal mula kehidupan,kami tempuh di gunung dengan kubuk kecil. Sejak aku berumur 20 hari sudah berada digubuk yang sangat kami banggakan. Menurut cerita ibu, mereka terpaksa segera angkat kaki dari rumah megah mertua, dan segera menuju gubuk kebanggannya.
Selama perjalanan sungguh berat medan yang ditempuh. Terlebih ibu yang baru saja melahirkan dan belum habis masa nifasnya. Tak terbayang olehku bagaimana perjuangan ibu menyeberangi hutan rimba yang tak ada seorangpun manusia yang menapakinya, kecuali serombongan warga dikampung yang kasihan kepada ayah dan ibuku, dan mereka ikut mengantarkan kami menempuh perjalanan jalan kaki 3 jam.
Ayah menyeret sapi serta anaknya, etek wani membawa baju kami, sedangkan kakak sepupu ayah mengendongku dan ibu hanya menyelamatkan sendiri tubuhnya. Walaupun aku tak merasakan sepenuhnya, namun aku dapat merasakan sedalam-dalamnya melalui cerita ibu. Memang tak enak jika kita hidup di bawah bayang-bayang perintah orang lain. Ibu bekerja sebagai buruh harian lepas. Membersihkan kebun orang lain dan dikasih ypah harian, pekerjaan ini mereka jalani bersama suami istri. Ayah dan ibu hidup tentram dan damai. Aku yang selalu dibawa kemanapun pergi. Mendaki gunung melewati lembah, menyusuri bukit, hanya berteman hewan-hewan buas yang ada dihutan.
Ibu selalu berhemat agar suatu hari nanti dapat memberikan kehidupan yang layak untukku. Alhamdulilah semua tercapai sesuai keinginan. Ayah dan ibu dapat mengantarkan kami ke tiga putrinya menjadi sarjana.
Semua pengalaman pahit ini menjadi cambuk olehku. Terlebih setelah ibu menceritakan secara detail bagaimana pahit nasib kami. Dan bagaimana seseorang memperlakukan kami. Bahkan mereka adalah orang terdekat dengan ayah.
Semenjak aku beranjak dewasa dan paham akan semua. Aku tancapkan niat dalam hatiku, tidak akan pernah menyusahkan orang lain, dan tak akan memakan jerih payah orang lain, bahkan aku tak suka diberi sesuatu apapun. Karena hal. Itu sungguh menyakitkan jika suatu saat seseorang itu akan mengungkitnya.
Entah mengapa prinsip itu berubah semenjak aku di persunting pria tampan. Ia selalu memberi sesuatu apapun yang aku inginkan dan aku butuhkan. Bahkan hari ini ia telah memberikan aku 2 pasang anak, dengan tiga kali masa lahiran. Akupun heran dengan sikapku,dulu aku sangat benci yang namanya diberi, namun sekarang jika suamiku lupa memberi uang jajan harian otakku mengamuk, bisa saja benfa terdekatku melayang langsung ke udara. Atau jika tidak akan aku kunci mulutku untuk tidak berbicara dengannya, bahkan bisa jadi aku takkan menerima sedekahnya saat malam jumat akan berlalu.
Kehidupan memang tak dapat ditebak. Takdir sudah menapaki tuannya masing-masing.Dan hari ini akupun mendapat kado terindah dari teman sejawatku. Entah dalam rangka apa ia memberiku. Setauku ulang tahunku masih enam bulan lagi. Dan ulang tahun pernikahankupun sudah berlalu satu bulan. Ya sudahlah, aku syukuri saja. Semoga si pemberi bertambah rezekinya. Aamiin, dan semoga roda semakin berputar. Semoga suatu saat nanti aku akan menjadi pemberi yang abadi,namun untuk suamiku, aku akan menjadi penerima yang abadi saja hingga akhir hayatku.
Payakumbuh 07 Mei 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap Bu ...
Maksih ibu
Keren...Tulisannya mengalir deras. Asli kah???
Hehehe. Mksh pak, pengalaman hidup
Woow, keren
Maksih pakk
Semoga rumah tangganya langgeng dan samara.
Aamiin. Mksh bun
saya terharu krn ortu mampu membuat 3 sarjana
Alhamdulilahh.. Maksih pak
Memoar yang indah bun,,
Hehehe. Mksh buk
Dengan suami juga saling memberi dan menerima saling melengkapi,semangat bu luar biasa
Iya ibu. Harus itu bu. Mkash ya bu
Iya ibu. Harus itu bu. Mkash ya bu
Masyaalkah...memoar yang keren. Saya sampai terharu membacanya
Ya Allah bu, senang sangat sy mendengarnya bu.
Ok banget.. kisah nyata sepertinya...
Hihi lgi curhat bu
Hihi lgi curhat bu
Hihi lgi curhat bu
Sepertinya asli ini cerita
Hehehe bpak pandai menebak
Hehehe bpak pandai menebak
Barakallah.. Semoga bahagia sampai akhir hayat. Cerita yg inspiratif
Mkasih bu. Aamiin ya Allah
Mkasih bu. Aamiin ya Allah